Senin, 31 Oktober 2011

Peluang Usaha Pertanian dalam Greenhouse

     Peluang usaha bidang pertanian ini dapat diterapkan juga pada peluang usaha hidroponik dan pertanian lainnya.  Pengembangan pertanian menggunakan teknologi greenhouse menjadi semakin penting jika dikaitkan dengan upaya peningkatan daya saing produk agribisnis nasional secara berkelanjutan untuk memenuhi tuntutan pasar global, disamping aman dikonsumsi (food safety attributes), punya kandungan nutrisi tinggi (nutrional attributes) dan ramah lingkungan (eco-labelling attributes), juga pasar membutuhkan produksi sepanjang tahun tanpa permasalahan iklim menjadikan kendala.  Pertanian didalam greenhouse adalah sistem produksi pertanian yang mengabungkan pemanfaatan perlindungan tanaman dari intensitas hujan, sinar matahari dan iklim mikro, yang mengoptimalkan pemeliharaan tanaman, pemupukan dan irigasi mikro, sehingga mampu meningkatkan produksi sayuran, buah dan bunga yang berkualitas tanpa tergantung dengan musim.  Pengembangan pertanian di dalam greenhouse dengan cara, antara lain:

1. Membangun greenhouse produksi dan perlengkapnnya
2. Membangun tempat pembibitan (nursery)
3. Membuat sistem irigasi mikro untuk greenhouse
4. Membuat Water Storage untuk keperluan sistem irigasi
5. Pelatihan produksi pertanian dengan teknologi greenhouse secara on farm (learning by doing).

Sejumlah keuntungan yang dapat dipetik dari pengembangan greenhouse untuk pertanian antara lain adalah:

      1. Mengenalkan teknologi pertanian alternatif yang bisa dilakukan oleh pelaku usah pertanian untuk usaha
          tani yang menguntungkan dan terkesan pertanian modern yang berbahan lokal.
      2. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani, karena:
         (1) Harga jual hasil produksi pertanian didalam greenhouse seringkali lebih mahal;
         (2) Mendekatkan pasar global dengan hasil kepastian produksi pertanian yang berkualitas  
         (3) Pengembangan pertanian dengan teknologi greenhouse berarti mendorong daya saing
              Produk agribisnis Indonesia untuk memenuhi permintaan pasar internasional
              terhadap produk pertanian yang berkualitas dan kontinyu yang terus meningkat. Ini berarti
              akan  mendatangkan devisa bagi pemerintah dan pemerintah daerah, yang pada akhirnya
              akan/dapat  meningkatkan kesejahteraan petani itu sendiri;
     3. Meminimalkan semua bentuk penggunann bahan kimi yang dihasilkan dari kegiatan pertanian
         konvensional. Karena kegiatan pertanian di dalam greenhouse: Menerapkan Pengelolaan Hama
         Terpadu;
     4. Kegiatan pertanian didalam greenhouse selain menciptakan lapangan kerja baru juga dapat
         meningkatkan perolehan teknologi pertanian di perdesaan. Pertanian teknologi greenhouse akan
         menciptakan hadirnya peluang pasar lain yang berarti adanya lapangan kerja baru bagi masyarakat
         perdesaan. Disamping itu, penerapan pertanian dengan greenhouse juga akan mendorong terciptanya
         kerjasama kemitraan antara petani-pasar-penyedia input.
     5. Dengan demikian, nampak bahwa kegiatan pertanian dengan mengunakan greenhouse merupakan suatu
         sistem pertanian yang terintegrasi, ekonomis, berkualitas, produksi sepanjang musim dan dapat
         meningkatkan nilai tambah masyarakat. Untuk merealisasikan usaha pertanian dengan greenhouse ini,
        dibutuhkan kegiatan pengembangan langsung kepada masyarakat dalam bentuk kegiatan pengembangan
        greenhouse pertanian di lapangan. Kegiatan pengembangan usaha produksi pertanian dengan
        greenhouse ini dapat dilakukan melalui intensifikasi lahan usaha dan/atau lahan transmigrasi, sehingga
        mempunyai daya produksi sebagai sentra pertanian berbagai sayuran.

Tanam Selada (Lettuce) : Sistem Hidroponik & di Tanah

Selada (Lactuca sativa) di eropa adalah tanaman pangan nabati keempat yang paling penting dewasa ini, yang ditanam di greenhouse, disamping tomat, ketimun dan paprika. Walaupun produksi selada di greenhouse sangat kecil, tetapi mempunya pasar tersendiri yang unik, ini terus berkembang bersama dunia kuliner, hotel, rumah makan & cafe.  Secara umum selada atau sangat dikenal Lettuce dibungkus di kantong plastik atau wadah plastik kaku untuk kemasan sebagai produk menarik di atas rak pasar swalayan. Pilihan kemasan bergantung di atas marketplace. Untuk rumah makan lebih baik memakai kantong plastik untuk selada tanpa akar.  Sebagian besar selada yang ditanam adalah Jenis: Romaine, Oakleaf, Leaf lettuce, Selada keriting, Cos Lettuce dll.  Greenhouse sebagai tempat produksi sangat menentukan kualitas dan kontinu atas permintaan konsumen maupun pemasok sayuran selada ini. Sistem produksi di Greenhouse bisa dengan hidroponik atau langsung di tanah dengan sistem irigasi tetes dripline. Posted by mr_edsu at 1:29 PM 17 comments Links to this post Thursday, February 18, 2010 Teknologi Hidroponik, Alternatif Petani di MusimHujan                              
Bagi pengusaha Agribisnis & Trader Sayuran baik Lokal maupun exportir, Musim hujan adalah musim dimana target pasar dan produksi dapat menurun drastis. Banyak kendala yang dihadapi oleh petani dilapangan (dataran tinggi) agar produksi sayuran tetap stabil, musim hujan adalah musim yang sering menimbulkan kerusakan bagi sayuran, terutama sayuran daun dan buah, baik kerusakan disebabkan oleh air hujan maupun timbulnya penyakit. ditempat lain justru musim hujan sangat dinantikan oleh sebagian besar oleh petani, terutama pada petani di lahan tadah hujan.  Teknologi Hidroponik adalah salah satu jawaban untuk memberikan solusi terhadap kendala yang dihadapi oleh pelaku agribisnis terutama sayuran. Hidroponik adaalah suatu teknologi budidaya tanaman yang menggunakan media tanam selain tanah dan dapat dilakukan di dalam Rumah tanaman (greenhouse). Greenhouse dibuat untuk rumah atau naungan tanaman agar iklim mikro dapat kita optimalkan, Greenhouse menghindari dari air hujan, Greenhouse membantu produksi sayuran selalu kontinyu, tanpa terhalangi oleh musim kemarau atau hujan. Teknologi ini memperbesar peluang untuk lebih meningkatkan produksi per m2.  Teknologi Hidroponik & Greenhouse di Indonesia sejak Tahun 1992 telah mengalami pasang surut, tidak hanya penyerapan SDMnya yang lambat, juga sebagian besar bahan dan alat yang digunakan adalah masih Import. Barang Import memang cenderung harganya tinggi, sebab kebijakan bea masuk tidak mengenal apakah barang itu buat pertanian atau tidak. Tetapi lambat laun trend dan luasan hidroponik di Indonesia cepat naik, menurut catatan kami, Greenhouse sudah lebih dari 70 ha untuk produksi sayuran, terutama di dataran tinggi, baik Greenhouse buatan dalam negeri maupun Import.  Sekarang sudah sangat pesat perkembangan Teknologi Hidroponik & Greenhouse, dari tanaman Tomat, Paprika, melon, cabai, timun, terong, lettuce, krisan, mawar, bunga potong, rocket, strawbery dll. dari mulai teknologi hidroponik yang manual sampai yang dikendalikan oleh komputer.  Semua itu adalah upaya untuk meningkatkan kapasitas produksi, nilai jual yang tinggi, kualitas, memenuhi pasar yang tidak kenal musim hujan, dan pada akhirnya sayuran & buah Indonesia di hargai oleh Negara lain, sebab beberapa kasus export sayuran dari Indonesia tidak bisa masuk ke negara lain, tetapi bisa masuk melalui pihak negara lain. Lets Go Hydroponics & Greenhouse... Posted by mr_edsu at 9:41 AM 9 comments Links to this post Tuesday, January 19, 2010 Greenhouse Menuju Standar Nasional Indonesia (SNI)-2  Selain Syarat mutu konstruksi Bangunan Rumah Tanaman (Rumah Kasa, Rumah Naungan, Rumah Tanaman), Bangunan Rumah Tanaman "Greenhouse" harus memenuhi kesesuaian iklim mikro didalam Greenhouse, diantaranya Temperatur, kelembaban, beda suhu, intensitas cahaya matahari dan sinar Ultra Violet (UV).  Beda suhu udara  a.Pengukuran suhu udara dilakukan dengan alat ukur standar aspirated thermometer (sensor suhu yang tidak dipengaruhi oleh akumulasi panas sinar matahari langsung)  b.Suhu udara di dalam dan di luar rumah kasa diukur secara bersamaan setiap jam mulai pukul 08.00 hingga pukul 17.00 pada saat kondisi udara sangat cerah dan tidak terhalang oleh awan (penggunaan data logger untuk mencatat suhu atau alat ukur lainnya yang setara.)  c.Sensor suhu udara diletakkan di tiga titik di dalam rumah kasa yang mewakili kondisi ruangan rumah kasa pada posisi (1,5 – 2) m dari permukaan tanah, serta 1 titik di luar rumah kasa.  d.Hitung selisih hasil pengukuran suhu udara di dalam dan luar rumah kasa tersebut.  e.Beda suhu rata-rata adalah rata-rata keseluruhan data beda suhu hasil pengukuran, sedangkan beda suhu maksimum ditentukan oleh nilai tertinggi data tersebut.  Beda kelembaban relatif (RH) udara  a.Pengukuran suhu udara menggunakan alat ukur standar aspirated wet and dry bulb thermometer (sensor RH yang tidak dipengaruhi oleh akumulasi panas sinar matahari langsung)  b.Kelembaban relatif udara di dalam dan di luar rumah kasa diukur secara bersamaan setiap jam mulai dari pukul 08.00 hingga pukul 17.00 pada saat kondisi udara sangat cerah dan tidak terhalang oleh awan (penggunaan data logger untuk mencatat RH sangat dianjurkan)  c.Sensor dry bulb and wet bulb thermometer diletakkan di tiga titik di dalam rumah kasa yang mewakili kondisi ruangan rumah kasa pada posisi (1,5 – 2) m dari permukaan tanah, serta 1 titik di luar rumah kasa.  d.Hitung selisih hasil pengukuran RH di dalam dan luar rumah kasa tersebut  e.Beda RH rata-rata adalah rata-rata keseluruhan data beda RH hasil pengukuran, sedangkan beda RH maksimum ditentukan oleh nilai tertinggi data tersebut.  Penurunan intensitas cahaya matahari  a.Pengukuran intensitas cahaya matahari global dilakukan dengan menggunakan suatu instrumen solar pyranometer dalam satuan W/m²  b.Diperlukan dua buah instrumen solar pyranometer untuk mengukur daya tembus intensitas matahari karena pengaruh penutup rumah kasa terutama atap plastik  c.Alat ukur dipasang vertikal (tegak lurus) dengan ketinggian (2 – 3) m dari permukaan tanah, baik di dalam dan luar rumah kasa  d.Pengukuran dilakukan secara bersamaan pada kondisi udara sangat cerah, panas terik, dan tidak berawan setiap jam mulai pukul 08.00 hingga hingga 17.00  e.Besar penurunan intensitas cahaya matahari karena penutup kasa / plastik dihitung menggunakan persamaan berikut .  ΔIs = (Ii-Id ) -------- X 100% Ii  Keterangan: ΔIs = penurunan intensitas matahari, % Il = intensitas matahari di luar rumah kasa, W/m² Id = intensitas matahari di dalam rumah kasa, W/m²  Penurunan intensitas sinar ultraviolet (UV)  a.Pengukuran intensitas sinar ultraviolet (UV) dilakukan dengan menggunakan suatu instrumen solar radiometer UV A/B dalam satuan W/m²  b.Diperlukan dua buah instrumen radiometer untuk mengukur penurunan intensitas sinar UV karena pengaruh penutup rumah kasa. Biasanya, besar intensitas sinar UV tipe A menggunakan solar pyranometer adalah 2,5% dari total radiasi global cahaya matahari  c.Alat ukur dipasang vertikal (tegak lurus) pada ketinggian (2 – 3) m dari permukaan tanah, baik di dalam maupun di luar rumah kasa  d.Pengukuran dilakukan secara bersamaan pada kondisi udara sangat cerah, panas terik, dan tidak berawan setiap jam mulai pukul 08.00 hingga pukul 17.00  e.Besar penurunan intensitas sinar UV karena penutup kasa / plastik dihitung menggunakan persamaan berikut :.  ΔUV = (UVl-UVd) ----------X100% UV1 Keterangan: ΔUV = penurunan intensitas matahari, % UVl = intensitas sinar ultraviolet di luar rumah kasa, W/m² UVd = intensitas sinar ultraviolet di dalam rumah kasa, W/m²

Tidak ada komentar:

Posting Komentar