Senin, 31 Oktober 2011

Peluang Usaha Pertanian dalam Greenhouse

     Peluang usaha bidang pertanian ini dapat diterapkan juga pada peluang usaha hidroponik dan pertanian lainnya.  Pengembangan pertanian menggunakan teknologi greenhouse menjadi semakin penting jika dikaitkan dengan upaya peningkatan daya saing produk agribisnis nasional secara berkelanjutan untuk memenuhi tuntutan pasar global, disamping aman dikonsumsi (food safety attributes), punya kandungan nutrisi tinggi (nutrional attributes) dan ramah lingkungan (eco-labelling attributes), juga pasar membutuhkan produksi sepanjang tahun tanpa permasalahan iklim menjadikan kendala.  Pertanian didalam greenhouse adalah sistem produksi pertanian yang mengabungkan pemanfaatan perlindungan tanaman dari intensitas hujan, sinar matahari dan iklim mikro, yang mengoptimalkan pemeliharaan tanaman, pemupukan dan irigasi mikro, sehingga mampu meningkatkan produksi sayuran, buah dan bunga yang berkualitas tanpa tergantung dengan musim.  Pengembangan pertanian di dalam greenhouse dengan cara, antara lain:

1. Membangun greenhouse produksi dan perlengkapnnya
2. Membangun tempat pembibitan (nursery)
3. Membuat sistem irigasi mikro untuk greenhouse
4. Membuat Water Storage untuk keperluan sistem irigasi
5. Pelatihan produksi pertanian dengan teknologi greenhouse secara on farm (learning by doing).

Sejumlah keuntungan yang dapat dipetik dari pengembangan greenhouse untuk pertanian antara lain adalah:

      1. Mengenalkan teknologi pertanian alternatif yang bisa dilakukan oleh pelaku usah pertanian untuk usaha
          tani yang menguntungkan dan terkesan pertanian modern yang berbahan lokal.
      2. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani, karena:
         (1) Harga jual hasil produksi pertanian didalam greenhouse seringkali lebih mahal;
         (2) Mendekatkan pasar global dengan hasil kepastian produksi pertanian yang berkualitas  
         (3) Pengembangan pertanian dengan teknologi greenhouse berarti mendorong daya saing
              Produk agribisnis Indonesia untuk memenuhi permintaan pasar internasional
              terhadap produk pertanian yang berkualitas dan kontinyu yang terus meningkat. Ini berarti
              akan  mendatangkan devisa bagi pemerintah dan pemerintah daerah, yang pada akhirnya
              akan/dapat  meningkatkan kesejahteraan petani itu sendiri;
     3. Meminimalkan semua bentuk penggunann bahan kimi yang dihasilkan dari kegiatan pertanian
         konvensional. Karena kegiatan pertanian di dalam greenhouse: Menerapkan Pengelolaan Hama
         Terpadu;
     4. Kegiatan pertanian didalam greenhouse selain menciptakan lapangan kerja baru juga dapat
         meningkatkan perolehan teknologi pertanian di perdesaan. Pertanian teknologi greenhouse akan
         menciptakan hadirnya peluang pasar lain yang berarti adanya lapangan kerja baru bagi masyarakat
         perdesaan. Disamping itu, penerapan pertanian dengan greenhouse juga akan mendorong terciptanya
         kerjasama kemitraan antara petani-pasar-penyedia input.
     5. Dengan demikian, nampak bahwa kegiatan pertanian dengan mengunakan greenhouse merupakan suatu
         sistem pertanian yang terintegrasi, ekonomis, berkualitas, produksi sepanjang musim dan dapat
         meningkatkan nilai tambah masyarakat. Untuk merealisasikan usaha pertanian dengan greenhouse ini,
        dibutuhkan kegiatan pengembangan langsung kepada masyarakat dalam bentuk kegiatan pengembangan
        greenhouse pertanian di lapangan. Kegiatan pengembangan usaha produksi pertanian dengan
        greenhouse ini dapat dilakukan melalui intensifikasi lahan usaha dan/atau lahan transmigrasi, sehingga
        mempunyai daya produksi sebagai sentra pertanian berbagai sayuran.

Tanam Selada (Lettuce) : Sistem Hidroponik & di Tanah

Selada (Lactuca sativa) di eropa adalah tanaman pangan nabati keempat yang paling penting dewasa ini, yang ditanam di greenhouse, disamping tomat, ketimun dan paprika. Walaupun produksi selada di greenhouse sangat kecil, tetapi mempunya pasar tersendiri yang unik, ini terus berkembang bersama dunia kuliner, hotel, rumah makan & cafe.  Secara umum selada atau sangat dikenal Lettuce dibungkus di kantong plastik atau wadah plastik kaku untuk kemasan sebagai produk menarik di atas rak pasar swalayan. Pilihan kemasan bergantung di atas marketplace. Untuk rumah makan lebih baik memakai kantong plastik untuk selada tanpa akar.  Sebagian besar selada yang ditanam adalah Jenis: Romaine, Oakleaf, Leaf lettuce, Selada keriting, Cos Lettuce dll.  Greenhouse sebagai tempat produksi sangat menentukan kualitas dan kontinu atas permintaan konsumen maupun pemasok sayuran selada ini. Sistem produksi di Greenhouse bisa dengan hidroponik atau langsung di tanah dengan sistem irigasi tetes dripline. Posted by mr_edsu at 1:29 PM 17 comments Links to this post Thursday, February 18, 2010 Teknologi Hidroponik, Alternatif Petani di MusimHujan                              
Bagi pengusaha Agribisnis & Trader Sayuran baik Lokal maupun exportir, Musim hujan adalah musim dimana target pasar dan produksi dapat menurun drastis. Banyak kendala yang dihadapi oleh petani dilapangan (dataran tinggi) agar produksi sayuran tetap stabil, musim hujan adalah musim yang sering menimbulkan kerusakan bagi sayuran, terutama sayuran daun dan buah, baik kerusakan disebabkan oleh air hujan maupun timbulnya penyakit. ditempat lain justru musim hujan sangat dinantikan oleh sebagian besar oleh petani, terutama pada petani di lahan tadah hujan.  Teknologi Hidroponik adalah salah satu jawaban untuk memberikan solusi terhadap kendala yang dihadapi oleh pelaku agribisnis terutama sayuran. Hidroponik adaalah suatu teknologi budidaya tanaman yang menggunakan media tanam selain tanah dan dapat dilakukan di dalam Rumah tanaman (greenhouse). Greenhouse dibuat untuk rumah atau naungan tanaman agar iklim mikro dapat kita optimalkan, Greenhouse menghindari dari air hujan, Greenhouse membantu produksi sayuran selalu kontinyu, tanpa terhalangi oleh musim kemarau atau hujan. Teknologi ini memperbesar peluang untuk lebih meningkatkan produksi per m2.  Teknologi Hidroponik & Greenhouse di Indonesia sejak Tahun 1992 telah mengalami pasang surut, tidak hanya penyerapan SDMnya yang lambat, juga sebagian besar bahan dan alat yang digunakan adalah masih Import. Barang Import memang cenderung harganya tinggi, sebab kebijakan bea masuk tidak mengenal apakah barang itu buat pertanian atau tidak. Tetapi lambat laun trend dan luasan hidroponik di Indonesia cepat naik, menurut catatan kami, Greenhouse sudah lebih dari 70 ha untuk produksi sayuran, terutama di dataran tinggi, baik Greenhouse buatan dalam negeri maupun Import.  Sekarang sudah sangat pesat perkembangan Teknologi Hidroponik & Greenhouse, dari tanaman Tomat, Paprika, melon, cabai, timun, terong, lettuce, krisan, mawar, bunga potong, rocket, strawbery dll. dari mulai teknologi hidroponik yang manual sampai yang dikendalikan oleh komputer.  Semua itu adalah upaya untuk meningkatkan kapasitas produksi, nilai jual yang tinggi, kualitas, memenuhi pasar yang tidak kenal musim hujan, dan pada akhirnya sayuran & buah Indonesia di hargai oleh Negara lain, sebab beberapa kasus export sayuran dari Indonesia tidak bisa masuk ke negara lain, tetapi bisa masuk melalui pihak negara lain. Lets Go Hydroponics & Greenhouse... Posted by mr_edsu at 9:41 AM 9 comments Links to this post Tuesday, January 19, 2010 Greenhouse Menuju Standar Nasional Indonesia (SNI)-2  Selain Syarat mutu konstruksi Bangunan Rumah Tanaman (Rumah Kasa, Rumah Naungan, Rumah Tanaman), Bangunan Rumah Tanaman "Greenhouse" harus memenuhi kesesuaian iklim mikro didalam Greenhouse, diantaranya Temperatur, kelembaban, beda suhu, intensitas cahaya matahari dan sinar Ultra Violet (UV).  Beda suhu udara  a.Pengukuran suhu udara dilakukan dengan alat ukur standar aspirated thermometer (sensor suhu yang tidak dipengaruhi oleh akumulasi panas sinar matahari langsung)  b.Suhu udara di dalam dan di luar rumah kasa diukur secara bersamaan setiap jam mulai pukul 08.00 hingga pukul 17.00 pada saat kondisi udara sangat cerah dan tidak terhalang oleh awan (penggunaan data logger untuk mencatat suhu atau alat ukur lainnya yang setara.)  c.Sensor suhu udara diletakkan di tiga titik di dalam rumah kasa yang mewakili kondisi ruangan rumah kasa pada posisi (1,5 – 2) m dari permukaan tanah, serta 1 titik di luar rumah kasa.  d.Hitung selisih hasil pengukuran suhu udara di dalam dan luar rumah kasa tersebut.  e.Beda suhu rata-rata adalah rata-rata keseluruhan data beda suhu hasil pengukuran, sedangkan beda suhu maksimum ditentukan oleh nilai tertinggi data tersebut.  Beda kelembaban relatif (RH) udara  a.Pengukuran suhu udara menggunakan alat ukur standar aspirated wet and dry bulb thermometer (sensor RH yang tidak dipengaruhi oleh akumulasi panas sinar matahari langsung)  b.Kelembaban relatif udara di dalam dan di luar rumah kasa diukur secara bersamaan setiap jam mulai dari pukul 08.00 hingga pukul 17.00 pada saat kondisi udara sangat cerah dan tidak terhalang oleh awan (penggunaan data logger untuk mencatat RH sangat dianjurkan)  c.Sensor dry bulb and wet bulb thermometer diletakkan di tiga titik di dalam rumah kasa yang mewakili kondisi ruangan rumah kasa pada posisi (1,5 – 2) m dari permukaan tanah, serta 1 titik di luar rumah kasa.  d.Hitung selisih hasil pengukuran RH di dalam dan luar rumah kasa tersebut  e.Beda RH rata-rata adalah rata-rata keseluruhan data beda RH hasil pengukuran, sedangkan beda RH maksimum ditentukan oleh nilai tertinggi data tersebut.  Penurunan intensitas cahaya matahari  a.Pengukuran intensitas cahaya matahari global dilakukan dengan menggunakan suatu instrumen solar pyranometer dalam satuan W/m²  b.Diperlukan dua buah instrumen solar pyranometer untuk mengukur daya tembus intensitas matahari karena pengaruh penutup rumah kasa terutama atap plastik  c.Alat ukur dipasang vertikal (tegak lurus) dengan ketinggian (2 – 3) m dari permukaan tanah, baik di dalam dan luar rumah kasa  d.Pengukuran dilakukan secara bersamaan pada kondisi udara sangat cerah, panas terik, dan tidak berawan setiap jam mulai pukul 08.00 hingga hingga 17.00  e.Besar penurunan intensitas cahaya matahari karena penutup kasa / plastik dihitung menggunakan persamaan berikut .  ΔIs = (Ii-Id ) -------- X 100% Ii  Keterangan: ΔIs = penurunan intensitas matahari, % Il = intensitas matahari di luar rumah kasa, W/m² Id = intensitas matahari di dalam rumah kasa, W/m²  Penurunan intensitas sinar ultraviolet (UV)  a.Pengukuran intensitas sinar ultraviolet (UV) dilakukan dengan menggunakan suatu instrumen solar radiometer UV A/B dalam satuan W/m²  b.Diperlukan dua buah instrumen radiometer untuk mengukur penurunan intensitas sinar UV karena pengaruh penutup rumah kasa. Biasanya, besar intensitas sinar UV tipe A menggunakan solar pyranometer adalah 2,5% dari total radiasi global cahaya matahari  c.Alat ukur dipasang vertikal (tegak lurus) pada ketinggian (2 – 3) m dari permukaan tanah, baik di dalam maupun di luar rumah kasa  d.Pengukuran dilakukan secara bersamaan pada kondisi udara sangat cerah, panas terik, dan tidak berawan setiap jam mulai pukul 08.00 hingga pukul 17.00  e.Besar penurunan intensitas sinar UV karena penutup kasa / plastik dihitung menggunakan persamaan berikut :.  ΔUV = (UVl-UVd) ----------X100% UV1 Keterangan: ΔUV = penurunan intensitas matahari, % UVl = intensitas sinar ultraviolet di luar rumah kasa, W/m² UVd = intensitas sinar ultraviolet di dalam rumah kasa, W/m²
Peluang Usaha Pertanian dalam Greenhouse

     Peluang usaha bidang pertanian ini dapat diterapkan juga pada peluang usaha hidroponik dan pertanian lainnya.  Pengembangan pertanian menggunakan teknologi greenhouse menjadi semakin penting jika dikaitkan dengan upaya peningkatan daya saing produk agribisnis nasional secara berkelanjutan untuk memenuhi tuntutan pasar global, disamping aman dikonsumsi (food safety attributes), punya kandungan nutrisi tinggi (nutrional attributes) dan ramah lingkungan (eco-labelling attributes), juga pasar membutuhkan produksi sepanjang tahun tanpa permasalahan iklim menjadikan kendala.  Pertanian didalam greenhouse adalah sistem produksi pertanian yang mengabungkan pemanfaatan perlindungan tanaman dari intensitas hujan, sinar matahari dan iklim mikro, yang mengoptimalkan pemeliharaan tanaman, pemupukan dan irigasi mikro, sehingga mampu meningkatkan produksi sayuran, buah dan bunga yang berkualitas tanpa tergantung dengan musim.  Pengembangan pertanian di dalam greenhouse dengan cara, antara lain:

1. Membangun greenhouse produksi dan perlengkapnnya
2. Membangun tempat pembibitan (nursery)
3. Membuat sistem irigasi mikro untuk greenhouse
4. Membuat Water Storage untuk keperluan sistem irigasi
5. Pelatihan produksi pertanian dengan teknologi greenhouse secara on farm (learning by doing).

Sejumlah keuntungan yang dapat dipetik dari pengembangan greenhouse untuk pertanian antara lain adalah:

      1. Mengenalkan teknologi pertanian alternatif yang bisa dilakukan oleh pelaku usah pertanian untuk usaha
          tani yang menguntungkan dan terkesan pertanian modern yang berbahan lokal.
      2. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani, karena:
         (1) Harga jual hasil produksi pertanian didalam greenhouse seringkali lebih mahal;
         (2) Mendekatkan pasar global dengan hasil kepastian produksi pertanian yang berkualitas  
         (3) Pengembangan pertanian dengan teknologi greenhouse berarti mendorong daya saing
              Produk agribisnis Indonesia untuk memenuhi permintaan pasar internasional
              terhadap produk pertanian yang berkualitas dan kontinyu yang terus meningkat. Ini berarti
              akan  mendatangkan devisa bagi pemerintah dan pemerintah daerah, yang pada akhirnya
              akan/dapat  meningkatkan kesejahteraan petani itu sendiri;
     3. Meminimalkan semua bentuk penggunann bahan kimi yang dihasilkan dari kegiatan pertanian
         konvensional. Karena kegiatan pertanian di dalam greenhouse: Menerapkan Pengelolaan Hama
         Terpadu;
     4. Kegiatan pertanian didalam greenhouse selain menciptakan lapangan kerja baru juga dapat
         meningkatkan perolehan teknologi pertanian di perdesaan. Pertanian teknologi greenhouse akan
         menciptakan hadirnya peluang pasar lain yang berarti adanya lapangan kerja baru bagi masyarakat
         perdesaan. Disamping itu, penerapan pertanian dengan greenhouse juga akan mendorong terciptanya
         kerjasama kemitraan antara petani-pasar-penyedia input.
     5. Dengan demikian, nampak bahwa kegiatan pertanian dengan mengunakan greenhouse merupakan suatu
         sistem pertanian yang terintegrasi, ekonomis, berkualitas, produksi sepanjang musim dan dapat
         meningkatkan nilai tambah masyarakat. Untuk merealisasikan usaha pertanian dengan greenhouse ini,
        dibutuhkan kegiatan pengembangan langsung kepada masyarakat dalam bentuk kegiatan pengembangan
        greenhouse pertanian di lapangan. Kegiatan pengembangan usaha produksi pertanian dengan
        greenhouse ini dapat dilakukan melalui intensifikasi lahan usaha dan/atau lahan transmigrasi, sehingga
        mempunyai daya produksi sebagai sentra pertanian berbagai sayuran.

Tanam Selada (Lettuce) : Sistem Hidroponik & di Tanah

Selada (Lactuca sativa) di eropa adalah tanaman pangan nabati keempat yang paling penting dewasa ini, yang ditanam di greenhouse, disamping tomat, ketimun dan paprika. Walaupun produksi selada di greenhouse sangat kecil, tetapi mempunya pasar tersendiri yang unik, ini terus berkembang bersama dunia kuliner, hotel, rumah makan & cafe.  Secara umum selada atau sangat dikenal Lettuce dibungkus di kantong plastik atau wadah plastik kaku untuk kemasan sebagai produk menarik di atas rak pasar swalayan. Pilihan kemasan bergantung di atas marketplace. Untuk rumah makan lebih baik memakai kantong plastik untuk selada tanpa akar.  Sebagian besar selada yang ditanam adalah Jenis: Romaine, Oakleaf, Leaf lettuce, Selada keriting, Cos Lettuce dll.  Greenhouse sebagai tempat produksi sangat menentukan kualitas dan kontinu atas permintaan konsumen maupun pemasok sayuran selada ini. Sistem produksi di Greenhouse bisa dengan hidroponik atau langsung di tanah dengan sistem irigasi tetes dripline. Posted by mr_edsu at 1:29 PM 17 comments Links to this post Thursday, February 18, 2010 Teknologi Hidroponik, Alternatif Petani di MusimHujan                              
Bagi pengusaha Agribisnis & Trader Sayuran baik Lokal maupun exportir, Musim hujan adalah musim dimana target pasar dan produksi dapat menurun drastis. Banyak kendala yang dihadapi oleh petani dilapangan (dataran tinggi) agar produksi sayuran tetap stabil, musim hujan adalah musim yang sering menimbulkan kerusakan bagi sayuran, terutama sayuran daun dan buah, baik kerusakan disebabkan oleh air hujan maupun timbulnya penyakit. ditempat lain justru musim hujan sangat dinantikan oleh sebagian besar oleh petani, terutama pada petani di lahan tadah hujan.  Teknologi Hidroponik adalah salah satu jawaban untuk memberikan solusi terhadap kendala yang dihadapi oleh pelaku agribisnis terutama sayuran. Hidroponik adaalah suatu teknologi budidaya tanaman yang menggunakan media tanam selain tanah dan dapat dilakukan di dalam Rumah tanaman (greenhouse). Greenhouse dibuat untuk rumah atau naungan tanaman agar iklim mikro dapat kita optimalkan, Greenhouse menghindari dari air hujan, Greenhouse membantu produksi sayuran selalu kontinyu, tanpa terhalangi oleh musim kemarau atau hujan. Teknologi ini memperbesar peluang untuk lebih meningkatkan produksi per m2.  Teknologi Hidroponik & Greenhouse di Indonesia sejak Tahun 1992 telah mengalami pasang surut, tidak hanya penyerapan SDMnya yang lambat, juga sebagian besar bahan dan alat yang digunakan adalah masih Import. Barang Import memang cenderung harganya tinggi, sebab kebijakan bea masuk tidak mengenal apakah barang itu buat pertanian atau tidak. Tetapi lambat laun trend dan luasan hidroponik di Indonesia cepat naik, menurut catatan kami, Greenhouse sudah lebih dari 70 ha untuk produksi sayuran, terutama di dataran tinggi, baik Greenhouse buatan dalam negeri maupun Import.  Sekarang sudah sangat pesat perkembangan Teknologi Hidroponik & Greenhouse, dari tanaman Tomat, Paprika, melon, cabai, timun, terong, lettuce, krisan, mawar, bunga potong, rocket, strawbery dll. dari mulai teknologi hidroponik yang manual sampai yang dikendalikan oleh komputer.  Semua itu adalah upaya untuk meningkatkan kapasitas produksi, nilai jual yang tinggi, kualitas, memenuhi pasar yang tidak kenal musim hujan, dan pada akhirnya sayuran & buah Indonesia di hargai oleh Negara lain, sebab beberapa kasus export sayuran dari Indonesia tidak bisa masuk ke negara lain, tetapi bisa masuk melalui pihak negara lain. Lets Go Hydroponics & Greenhouse... Posted by mr_edsu at 9:41 AM 9 comments Links to this post Tuesday, January 19, 2010 Greenhouse Menuju Standar Nasional Indonesia (SNI)-2  Selain Syarat mutu konstruksi Bangunan Rumah Tanaman (Rumah Kasa, Rumah Naungan, Rumah Tanaman), Bangunan Rumah Tanaman "Greenhouse" harus memenuhi kesesuaian iklim mikro didalam Greenhouse, diantaranya Temperatur, kelembaban, beda suhu, intensitas cahaya matahari dan sinar Ultra Violet (UV).  Beda suhu udara  a.Pengukuran suhu udara dilakukan dengan alat ukur standar aspirated thermometer (sensor suhu yang tidak dipengaruhi oleh akumulasi panas sinar matahari langsung)  b.Suhu udara di dalam dan di luar rumah kasa diukur secara bersamaan setiap jam mulai pukul 08.00 hingga pukul 17.00 pada saat kondisi udara sangat cerah dan tidak terhalang oleh awan (penggunaan data logger untuk mencatat suhu atau alat ukur lainnya yang setara.)  c.Sensor suhu udara diletakkan di tiga titik di dalam rumah kasa yang mewakili kondisi ruangan rumah kasa pada posisi (1,5 – 2) m dari permukaan tanah, serta 1 titik di luar rumah kasa.  d.Hitung selisih hasil pengukuran suhu udara di dalam dan luar rumah kasa tersebut.  e.Beda suhu rata-rata adalah rata-rata keseluruhan data beda suhu hasil pengukuran, sedangkan beda suhu maksimum ditentukan oleh nilai tertinggi data tersebut.  Beda kelembaban relatif (RH) udara  a.Pengukuran suhu udara menggunakan alat ukur standar aspirated wet and dry bulb thermometer (sensor RH yang tidak dipengaruhi oleh akumulasi panas sinar matahari langsung)  b.Kelembaban relatif udara di dalam dan di luar rumah kasa diukur secara bersamaan setiap jam mulai dari pukul 08.00 hingga pukul 17.00 pada saat kondisi udara sangat cerah dan tidak terhalang oleh awan (penggunaan data logger untuk mencatat RH sangat dianjurkan)  c.Sensor dry bulb and wet bulb thermometer diletakkan di tiga titik di dalam rumah kasa yang mewakili kondisi ruangan rumah kasa pada posisi (1,5 – 2) m dari permukaan tanah, serta 1 titik di luar rumah kasa.  d.Hitung selisih hasil pengukuran RH di dalam dan luar rumah kasa tersebut  e.Beda RH rata-rata adalah rata-rata keseluruhan data beda RH hasil pengukuran, sedangkan beda RH maksimum ditentukan oleh nilai tertinggi data tersebut.  Penurunan intensitas cahaya matahari  a.Pengukuran intensitas cahaya matahari global dilakukan dengan menggunakan suatu instrumen solar pyranometer dalam satuan W/m²  b.Diperlukan dua buah instrumen solar pyranometer untuk mengukur daya tembus intensitas matahari karena pengaruh penutup rumah kasa terutama atap plastik  c.Alat ukur dipasang vertikal (tegak lurus) dengan ketinggian (2 – 3) m dari permukaan tanah, baik di dalam dan luar rumah kasa  d.Pengukuran dilakukan secara bersamaan pada kondisi udara sangat cerah, panas terik, dan tidak berawan setiap jam mulai pukul 08.00 hingga hingga 17.00  e.Besar penurunan intensitas cahaya matahari karena penutup kasa / plastik dihitung menggunakan persamaan berikut .  ΔIs = (Ii-Id ) -------- X 100% Ii  Keterangan: ΔIs = penurunan intensitas matahari, % Il = intensitas matahari di luar rumah kasa, W/m² Id = intensitas matahari di dalam rumah kasa, W/m²  Penurunan intensitas sinar ultraviolet (UV)  a.Pengukuran intensitas sinar ultraviolet (UV) dilakukan dengan menggunakan suatu instrumen solar radiometer UV A/B dalam satuan W/m²  b.Diperlukan dua buah instrumen radiometer untuk mengukur penurunan intensitas sinar UV karena pengaruh penutup rumah kasa. Biasanya, besar intensitas sinar UV tipe A menggunakan solar pyranometer adalah 2,5% dari total radiasi global cahaya matahari  c.Alat ukur dipasang vertikal (tegak lurus) pada ketinggian (2 – 3) m dari permukaan tanah, baik di dalam maupun di luar rumah kasa  d.Pengukuran dilakukan secara bersamaan pada kondisi udara sangat cerah, panas terik, dan tidak berawan setiap jam mulai pukul 08.00 hingga pukul 17.00  e.Besar penurunan intensitas sinar UV karena penutup kasa / plastik dihitung menggunakan persamaan berikut :.  ΔUV = (UVl-UVd) ----------X100% UV1 Keterangan: ΔUV = penurunan intensitas matahari, % UVl = intensitas sinar ultraviolet di luar rumah kasa, W/m² UVd = intensitas sinar ultraviolet di dalam rumah kasa, W/m²
Peluang Usaha Pertanian dalam Greenhouse

     Peluang usaha bidang pertanian ini dapat diterapkan juga pada peluang usaha hidroponik dan pertanian lainnya.  Pengembangan pertanian menggunakan teknologi greenhouse menjadi semakin penting jika dikaitkan dengan upaya peningkatan daya saing produk agribisnis nasional secara berkelanjutan untuk memenuhi tuntutan pasar global, disamping aman dikonsumsi (food safety attributes), punya kandungan nutrisi tinggi (nutrional attributes) dan ramah lingkungan (eco-labelling attributes), juga pasar membutuhkan produksi sepanjang tahun tanpa permasalahan iklim menjadikan kendala.  Pertanian didalam greenhouse adalah sistem produksi pertanian yang mengabungkan pemanfaatan perlindungan tanaman dari intensitas hujan, sinar matahari dan iklim mikro, yang mengoptimalkan pemeliharaan tanaman, pemupukan dan irigasi mikro, sehingga mampu meningkatkan produksi sayuran, buah dan bunga yang berkualitas tanpa tergantung dengan musim.  Pengembangan pertanian di dalam greenhouse dengan cara, antara lain:

1. Membangun greenhouse produksi dan perlengkapnnya
2. Membangun tempat pembibitan (nursery)
3. Membuat sistem irigasi mikro untuk greenhouse
4. Membuat Water Storage untuk keperluan sistem irigasi
5. Pelatihan produksi pertanian dengan teknologi greenhouse secara on farm (learning by doing).

Sejumlah keuntungan yang dapat dipetik dari pengembangan greenhouse untuk pertanian antara lain adalah:

      1. Mengenalkan teknologi pertanian alternatif yang bisa dilakukan oleh pelaku usah pertanian untuk usaha
          tani yang menguntungkan dan terkesan pertanian modern yang berbahan lokal.
      2. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani, karena:
         (1) Harga jual hasil produksi pertanian didalam greenhouse seringkali lebih mahal;
         (2) Mendekatkan pasar global dengan hasil kepastian produksi pertanian yang berkualitas  
         (3) Pengembangan pertanian dengan teknologi greenhouse berarti mendorong daya saing
              Produk agribisnis Indonesia untuk memenuhi permintaan pasar internasional
              terhadap produk pertanian yang berkualitas dan kontinyu yang terus meningkat. Ini berarti
              akan  mendatangkan devisa bagi pemerintah dan pemerintah daerah, yang pada akhirnya
              akan/dapat  meningkatkan kesejahteraan petani itu sendiri;
     3. Meminimalkan semua bentuk penggunann bahan kimi yang dihasilkan dari kegiatan pertanian
         konvensional. Karena kegiatan pertanian di dalam greenhouse: Menerapkan Pengelolaan Hama
         Terpadu;
     4. Kegiatan pertanian didalam greenhouse selain menciptakan lapangan kerja baru juga dapat
         meningkatkan perolehan teknologi pertanian di perdesaan. Pertanian teknologi greenhouse akan
         menciptakan hadirnya peluang pasar lain yang berarti adanya lapangan kerja baru bagi masyarakat
         perdesaan. Disamping itu, penerapan pertanian dengan greenhouse juga akan mendorong terciptanya
         kerjasama kemitraan antara petani-pasar-penyedia input.
     5. Dengan demikian, nampak bahwa kegiatan pertanian dengan mengunakan greenhouse merupakan suatu
         sistem pertanian yang terintegrasi, ekonomis, berkualitas, produksi sepanjang musim dan dapat
         meningkatkan nilai tambah masyarakat. Untuk merealisasikan usaha pertanian dengan greenhouse ini,
        dibutuhkan kegiatan pengembangan langsung kepada masyarakat dalam bentuk kegiatan pengembangan
        greenhouse pertanian di lapangan. Kegiatan pengembangan usaha produksi pertanian dengan
        greenhouse ini dapat dilakukan melalui intensifikasi lahan usaha dan/atau lahan transmigrasi, sehingga
        mempunyai daya produksi sebagai sentra pertanian berbagai sayuran.

Tanam Selada (Lettuce) : Sistem Hidroponik & di Tanah

Selada (Lactuca sativa) di eropa adalah tanaman pangan nabati keempat yang paling penting dewasa ini, yang ditanam di greenhouse, disamping tomat, ketimun dan paprika. Walaupun produksi selada di greenhouse sangat kecil, tetapi mempunya pasar tersendiri yang unik, ini terus berkembang bersama dunia kuliner, hotel, rumah makan & cafe.  Secara umum selada atau sangat dikenal Lettuce dibungkus di kantong plastik atau wadah plastik kaku untuk kemasan sebagai produk menarik di atas rak pasar swalayan. Pilihan kemasan bergantung di atas marketplace. Untuk rumah makan lebih baik memakai kantong plastik untuk selada tanpa akar.  Sebagian besar selada yang ditanam adalah Jenis: Romaine, Oakleaf, Leaf lettuce, Selada keriting, Cos Lettuce dll.  Greenhouse sebagai tempat produksi sangat menentukan kualitas dan kontinu atas permintaan konsumen maupun pemasok sayuran selada ini. Sistem produksi di Greenhouse bisa dengan hidroponik atau langsung di tanah dengan sistem irigasi tetes dripline. Posted by mr_edsu at 1:29 PM 17 comments Links to this post Thursday, February 18, 2010 Teknologi Hidroponik, Alternatif Petani di MusimHujan                              
Bagi pengusaha Agribisnis & Trader Sayuran baik Lokal maupun exportir, Musim hujan adalah musim dimana target pasar dan produksi dapat menurun drastis. Banyak kendala yang dihadapi oleh petani dilapangan (dataran tinggi) agar produksi sayuran tetap stabil, musim hujan adalah musim yang sering menimbulkan kerusakan bagi sayuran, terutama sayuran daun dan buah, baik kerusakan disebabkan oleh air hujan maupun timbulnya penyakit. ditempat lain justru musim hujan sangat dinantikan oleh sebagian besar oleh petani, terutama pada petani di lahan tadah hujan.  Teknologi Hidroponik adalah salah satu jawaban untuk memberikan solusi terhadap kendala yang dihadapi oleh pelaku agribisnis terutama sayuran. Hidroponik adaalah suatu teknologi budidaya tanaman yang menggunakan media tanam selain tanah dan dapat dilakukan di dalam Rumah tanaman (greenhouse). Greenhouse dibuat untuk rumah atau naungan tanaman agar iklim mikro dapat kita optimalkan, Greenhouse menghindari dari air hujan, Greenhouse membantu produksi sayuran selalu kontinyu, tanpa terhalangi oleh musim kemarau atau hujan. Teknologi ini memperbesar peluang untuk lebih meningkatkan produksi per m2.  Teknologi Hidroponik & Greenhouse di Indonesia sejak Tahun 1992 telah mengalami pasang surut, tidak hanya penyerapan SDMnya yang lambat, juga sebagian besar bahan dan alat yang digunakan adalah masih Import. Barang Import memang cenderung harganya tinggi, sebab kebijakan bea masuk tidak mengenal apakah barang itu buat pertanian atau tidak. Tetapi lambat laun trend dan luasan hidroponik di Indonesia cepat naik, menurut catatan kami, Greenhouse sudah lebih dari 70 ha untuk produksi sayuran, terutama di dataran tinggi, baik Greenhouse buatan dalam negeri maupun Import.  Sekarang sudah sangat pesat perkembangan Teknologi Hidroponik & Greenhouse, dari tanaman Tomat, Paprika, melon, cabai, timun, terong, lettuce, krisan, mawar, bunga potong, rocket, strawbery dll. dari mulai teknologi hidroponik yang manual sampai yang dikendalikan oleh komputer.  Semua itu adalah upaya untuk meningkatkan kapasitas produksi, nilai jual yang tinggi, kualitas, memenuhi pasar yang tidak kenal musim hujan, dan pada akhirnya sayuran & buah Indonesia di hargai oleh Negara lain, sebab beberapa kasus export sayuran dari Indonesia tidak bisa masuk ke negara lain, tetapi bisa masuk melalui pihak negara lain. Lets Go Hydroponics & Greenhouse... Posted by mr_edsu at 9:41 AM 9 comments Links to this post Tuesday, January 19, 2010 Greenhouse Menuju Standar Nasional Indonesia (SNI)-2  Selain Syarat mutu konstruksi Bangunan Rumah Tanaman (Rumah Kasa, Rumah Naungan, Rumah Tanaman), Bangunan Rumah Tanaman "Greenhouse" harus memenuhi kesesuaian iklim mikro didalam Greenhouse, diantaranya Temperatur, kelembaban, beda suhu, intensitas cahaya matahari dan sinar Ultra Violet (UV).  Beda suhu udara  a.Pengukuran suhu udara dilakukan dengan alat ukur standar aspirated thermometer (sensor suhu yang tidak dipengaruhi oleh akumulasi panas sinar matahari langsung)  b.Suhu udara di dalam dan di luar rumah kasa diukur secara bersamaan setiap jam mulai pukul 08.00 hingga pukul 17.00 pada saat kondisi udara sangat cerah dan tidak terhalang oleh awan (penggunaan data logger untuk mencatat suhu atau alat ukur lainnya yang setara.)  c.Sensor suhu udara diletakkan di tiga titik di dalam rumah kasa yang mewakili kondisi ruangan rumah kasa pada posisi (1,5 – 2) m dari permukaan tanah, serta 1 titik di luar rumah kasa.  d.Hitung selisih hasil pengukuran suhu udara di dalam dan luar rumah kasa tersebut.  e.Beda suhu rata-rata adalah rata-rata keseluruhan data beda suhu hasil pengukuran, sedangkan beda suhu maksimum ditentukan oleh nilai tertinggi data tersebut.  Beda kelembaban relatif (RH) udara  a.Pengukuran suhu udara menggunakan alat ukur standar aspirated wet and dry bulb thermometer (sensor RH yang tidak dipengaruhi oleh akumulasi panas sinar matahari langsung)  b.Kelembaban relatif udara di dalam dan di luar rumah kasa diukur secara bersamaan setiap jam mulai dari pukul 08.00 hingga pukul 17.00 pada saat kondisi udara sangat cerah dan tidak terhalang oleh awan (penggunaan data logger untuk mencatat RH sangat dianjurkan)  c.Sensor dry bulb and wet bulb thermometer diletakkan di tiga titik di dalam rumah kasa yang mewakili kondisi ruangan rumah kasa pada posisi (1,5 – 2) m dari permukaan tanah, serta 1 titik di luar rumah kasa.  d.Hitung selisih hasil pengukuran RH di dalam dan luar rumah kasa tersebut  e.Beda RH rata-rata adalah rata-rata keseluruhan data beda RH hasil pengukuran, sedangkan beda RH maksimum ditentukan oleh nilai tertinggi data tersebut.  Penurunan intensitas cahaya matahari  a.Pengukuran intensitas cahaya matahari global dilakukan dengan menggunakan suatu instrumen solar pyranometer dalam satuan W/m²  b.Diperlukan dua buah instrumen solar pyranometer untuk mengukur daya tembus intensitas matahari karena pengaruh penutup rumah kasa terutama atap plastik  c.Alat ukur dipasang vertikal (tegak lurus) dengan ketinggian (2 – 3) m dari permukaan tanah, baik di dalam dan luar rumah kasa  d.Pengukuran dilakukan secara bersamaan pada kondisi udara sangat cerah, panas terik, dan tidak berawan setiap jam mulai pukul 08.00 hingga hingga 17.00  e.Besar penurunan intensitas cahaya matahari karena penutup kasa / plastik dihitung menggunakan persamaan berikut .  ΔIs = (Ii-Id ) -------- X 100% Ii  Keterangan: ΔIs = penurunan intensitas matahari, % Il = intensitas matahari di luar rumah kasa, W/m² Id = intensitas matahari di dalam rumah kasa, W/m²  Penurunan intensitas sinar ultraviolet (UV)  a.Pengukuran intensitas sinar ultraviolet (UV) dilakukan dengan menggunakan suatu instrumen solar radiometer UV A/B dalam satuan W/m²  b.Diperlukan dua buah instrumen radiometer untuk mengukur penurunan intensitas sinar UV karena pengaruh penutup rumah kasa. Biasanya, besar intensitas sinar UV tipe A menggunakan solar pyranometer adalah 2,5% dari total radiasi global cahaya matahari  c.Alat ukur dipasang vertikal (tegak lurus) pada ketinggian (2 – 3) m dari permukaan tanah, baik di dalam maupun di luar rumah kasa  d.Pengukuran dilakukan secara bersamaan pada kondisi udara sangat cerah, panas terik, dan tidak berawan setiap jam mulai pukul 08.00 hingga pukul 17.00  e.Besar penurunan intensitas sinar UV karena penutup kasa / plastik dihitung menggunakan persamaan berikut :.  ΔUV = (UVl-UVd) ----------X100% UV1 Keterangan: ΔUV = penurunan intensitas matahari, % UVl = intensitas sinar ultraviolet di luar rumah kasa, W/m² UVd = intensitas sinar ultraviolet di dalam rumah kasa, W/m²

memelihara ayam kalkun

Memelihara ayam kalkun.

TIPS BETERNAK AYAM KALKUN:
Entrepreneurship Beberapa hari terakhir saya melakukan  googling untuk mencari tahu perkembangan mengenai budidaya ayamkalkun. Ada beberapa website yang saya temui seperti http://blogblogtutor.blogspot.com sebuah blog situs yangmemposting mengenai prospek beternak ayam kalkun. Memang akhir-akhir pekan ini permintaan pasar ayamkalkun mengalami peningkatan yang begitu signifikan. Hal ini terbukti dengan beberapa blog dan website yangmemposting tentang beternak ayam kalkun dan pemasarannya. Dari berbagai suara konsumen yang telah kitatampung saat ini, alhamdulillah PKS (Peternak Kalkun Sejahtera) milik bapak Supardjo yang beralamat di DusunGarongan, Turi, Sleman, Yogyakarta mendapatkan rating yang bagus di Yogyakarta. Bentuk apresiasi denganlayanan  plus yang disertai buku panduan (  guiding book) cara beternak ayam kalkun setelah bertransaksi jugamerupakan satisfactory  yang kami sugguhkan. Mengenai rahasia untukmemelihara ayam kalkun agar lebihproduktif, tahan penyakit dan penetasannya belum begitu banyak dipaparkan. Di sini akan dipaparkan rahasia dantrik-trik bagaimana memelihara ayam kalkun dari umur 0 hari sampai menjadi induk dan pejantan sertapenyilangannya.

     1. Perawatan Awal ( Basic care)  Perawatan basic care adalah perawatan yang dilakukan terhadap anakan ayam kalkun yang berusia 0 hari ² 1,5bulan. Dalam perawatan ini, ada beberapa teknik yang harus diperhatikan yaitu warming   lamp , atau lebihpopulernya disebut pemanasan suhu kandang ayam. Ayam yang berusia kurang dari 1,5 bulan biasanya memerlukansuhu diatas 30-45 derajat Celcius hal ini dimaksudkan agar anakan ayam memperoleh suhu yang hangat sepertisaat dia dierami induknya. Feeding atau proses pemberian makan juga harus diperhatikan, pada usia 0-20 hariayam harus diberikan makanan khusus atau yg disebut BR-1 dengan kandungan konsentrasi nutrisi yang telah diatursedimikian rupa. Pada usia >20hari, anakan kalkun sudah bisa diberikan makanan nasi yang sudah dicampur denganBR-1 ataupun bekatul dengan pemberian campuran air panas dan diberikan sawi ataupun sayuran yang dipotongsecara chopping kemudian diaduk menjadi satu adonan. Selain itu pastikan kandang anakan ayam ini berukuranrapat dan agar tidak terganggu hewan lain seperti kucing, tikus ,dll.

     2. Perawatan menengah (Medium Care )Perawatan ini adalah perawatan anakan kalkun yang berusia lebih dari 1,5 bulan hingga 6 bulan. Secara fisiologis,anakan kalkun yang sudah akan memasuki masa remaja sudah akan terlihat perbedaan jenis kelaminnya.Pemmberian lampu atau warming lamp sudah tidak dibutuhkan lagi dan persiapkan kandang yang lebih luas agarayam kalkun anda bisa bergerak secara bebeas. kalkun pada umuran ini juga bisa dibiarkan lepas dari kandangdengan catatan jauhkan peniti, silet dan plastik-plastik yang berceceran di sekitar kalkun. pemberian makan jugamasih diberikan seperti metode diatas yaitu pemberian aonan yang sudah dijelaskan di basic care .

     3. Perawatan Lanjut ( advanced care)  Bila kalkun anda sudah memasuki usia lebih dari 6 bulan, jenis kelamin ayam kalkun sudah terlihat jelas jantan danberinannya dan libido sexual mereka akan tampak. Dalam masa itu, pisahkan ayam kalkun yang berjenis kelaminjantan dengan pejantan lainya agar menghindari proses perkelahian pejantan. Bila kalkun betina tampak ndekem (merunduk dalam bahasa jawa) maka kalkun itu sudah siap untuk kawin dan sebentar lagi akan bertelur. saat usiaitulah ayam kalkuna akan mengawali masa reproduksi. Pada umur 8 bulanana lebih ayam kalkun bisa mencapai7kg-8kg bila faktor gizinya diperhatik

Panduan Tanam Cabai Menggunakan Pot

Panduan Tanam Cabai Menggunakan Pot

Bertanam cabai bisa dilakukan dalam pot sehingga masyarakat kota bisa menikmati buah cabe dan keindahan pohonnya.

Apalagi sangat banyak varietas cabai yang sekaligus dapat sebagai bahan konsumsi dan cabe hias di pekarangan.

Persiapan yang perlu untuk bertanam cabe dalam pot meliputi pemilihan jenis dan ukuran pot, media tanah, bibit cabai dan persemaian.

PEMILIHAN POT

Pot yang digunakan harus mampu mendukung pertumbuhan tanaman dengan baik terutama perakaran.

Pot yang terlalu kecil akan menyebabkan tanaman tumbuh kerdil dan tidak mampu berbuah, sedangkan pot yang terlalu besar akan berat apabila dipindahkan.

Sebagai contoh, dapat dipilih pot sebesar separuh dari kaleng bekas cat volume 20 kg atau pot yang mampu menampung sekitar 5 kg tanah.

Pot yang baik adalah yang memenuhi kriteria berikut :
  1. Mampu mendukung perkemabnagan perakaran.

  1. Bagian bawah pot harus berlubang untuk merembeskan air berelebih.

  1. Dasar pot dipilih yang berkaki untuk membantu aerasi dan drainase.

  1. Tidak terlalu berat agar mudah dipindahkan.

  1. Tidak mudah lapuk dan pecah.

  1. Dinding pot harus mampu merembeskan air dan udara keluar agar suhu tanah tetap stabil.
Jenis pot yang dipakai dapat berupa pot tanah liat, pot plastik, pot porselin, pot semen, pot ban bekas, pot kaleng bekas dan pot anyaman bambu.

Beberapa jenis pot ini tidak memiliki sifat pot yang baik sehingga pada siang hari yang panas, suhu pot cepat naik dan tanaman menjadi layu. Karena itu, beberapa jenis pot perlu dilubangi didindingnya.

PENYIRAMAN MEDIA TANAH

Bertanam cabe dalam pot pada dasarnya sama dengan bertanam cabai di lahan pekarangan. Pilihlah tanah yang gembur, berasal dari lapisan atas tanah, dan mampu mnegikat cukup air.

Untuk tanah gembur, perbandingan tanah dngan pupuk organik / kompos adalah 1:1. Tanah liat dicampur dengan tanah pasir dan pupuk kompos dengan komposisi 1:1:1.

Untuk tanah berpasir dicampur dengn tanah liat dan pupuk organik dengan perbandingan 5:2:3.
Mengisi tanah di dalam pot bisa dilakukan sebagai berikut :
  1. Tutup lubang pot bagian bawah dengan pecahan genteng.

  1. Isi dasar pot dengan kerikil dan pasir kasar untuk membantu aerasi dan drainase.

  1. Masukkan tanah ke dalam pot dan jangan dipadatkan.

  1. Siram dengan air secukupnya agar tanah menjadi mapan.
PERSEMAIAN

Bibit cabe dapat dipersiapkan sendiri dari buah cabai yang tua dengan membeli dari kios penjual bibit.

Benih disemaikan pada tanah pasir yang telah dicampur pupuk dan ditutup tanah tipis-tipis.

Bibit diperjarang setelah berumur 10 - 12 hari (berdaun dua helai). Bibit cabai siap ditanam dalam pot pada umur sekitar 6 minggu (tinggi 10 - 15 cm).

PENANAMAN

Penanaman cabai dalam pot dapat dilaukan kapan saja dengan memperhatikan kondisi air dan penempatan pot. Tanaman cabai tidak tahan terhadap hujan atau air yang berlebihan krena bunga akan gugur dan tanaman menjadi layu.

Pilih bibit cabai yang tumbuh sehat dan baik. Pindahkan bibit cabe secara hati-hati dengan sedikit tanah di sekitar akarnya dan tanam di bagian tengah pot.

Kemudian tanah sekitar pangkal batang ditekan pelan-pelan agar sedikit padat. Siram tanaman cabai dengan air secukupnya. Pada awal pertumbuhan yang banyak hujan letakkan pot di tempat teduh.

PEMUPUKAN

Sebagai pupuk dasar, gunakan pupuk organik atau kompos sebanyak ½ kg per pot. Pupuk N dan K diberikan sebagai pupuk dsar.

Pupuk N diberikan ½ dosis pada usia tanaman 2-3 minggu si sekeliling tanaman berjarak 5 cm dari batang.
Sisa pupuk N diberikan pada umur tanaman 5-6 minggu setelah tanam.